Puisi: Sabda_AL "Engkau"
Tidak pernah aku temukan ketika malam telah mengangkat gelap, meski dibalik kejenuhan rembulan namun tersirat kedamaian diantara wajahmu seketika engkau terlelap pada keheningan yang pulas.
Dan aku yang bakal mempersaksikannya, jangankan rembulan yang tanpa diminta, pun bersedia menghibur para jiwa-jiwa penyair, meski semesta kian cemburu padamu duhai wajah ayu.
kelembutan alis itu mengejawantah pada asih yang tak pernah seorang miliki kecuali diriku.
dan kelopak matamu yang terkatup namun engkau melihatku pada mimpi-mimpi yang tak pernah terjadi dan ia adalah pemgharapan pada keindahan.
pipimu kian memudar pada ketenangan jiwa seperti ku, sebagaimana seorang musafir yang sedang menikmati sepotong roti di jelang sore.
aku hidup hari ini, dan aku sedang mengakuinya, bahwa keterdiamanku semula adalah ketiadaan kasih mu.
maka terimalah aku pada beberapa kerinduanku yang hidup dan bersemayam pada jiwa mu. kemudian bawalah aku pada kehendak fajar yang selalu ingin dimanja oleh basuhan puji yang begitu segar.
#Jbr, 31/01/22_00.09
Komentar
Posting Komentar