Puisi: Sabda_AL "Tangisan Rindu Gazel 2"

Purnama telah tiba. Tidak, malam ini adalah malam ganjil. Berapa malam yang telah aku lewati kali ini? Aku telah lupa. Dan dimana aku letakkan pengharapan-pengharapan pada rindu yang masih tak datang? Senja semakin menepi di pundak lautan. Beberapa nelayan telah menggulung layarnya, mengikat sampan pada beberapa karang. Seperti mengikat kasihnya agar tidak di telan ombak. Lautan semakin tenang, namun didalamnya, kegelapan begitu mematikan. Bagaimana kehidupan didalam lautan itu? Ruh pantai, berteriak memahat perlahan karang dengan gelombang yang mulai rapuh. Bakal aku maknai apa dirinya? Kehidupan ataukah kematian? Segala yang hidup bakal mati. Dan yang mati bakal dibangkitkan kembali. Apakah aku takut pada kematian-kematian yang bakal datang dalam kehidupan? Dan apakah aku tidak dapat bersyukur pada kehidupanku sebelum menjelang kematianku? Aku tidak tahu, apakah hari ini aku masih hidup atau telah menjadi beberapa jasad yang dibangkitkan. Aku tidak menemukan rasaku sama sekali. Rindu-rindu menjadi aroma bunga cempaka. Tanah yang aku duduki serupa makam. Aku tidak melihat nisan di atas tanah itu. Namun aku benar-benar merasakannya, ada kematian yang tidak aku harapkan. Hari mula gelap. Beberapa bintang telah mewakili kepergian senja. Merebut keindahan cahaya jingga. Malaikat-malaikat telah bekerja semestinya. Tuhan dengan segala ke-Maha-an, menyiapkan kemungkinan-kemungkinan yang besar. Namun, aku menantikan kemungkinan itu pada pengharapan di beberapa tempat sunyi. Kedamaian akan tiba malam ini...

Beberapa bunga telah mekar, menyambut ihwal dengan pujian-pujian kecil. Alam memulai pemujaanya malam ini. Kabilah mulai meriah dengan cahaya, dan manusianya beranjak pada rumah suci. Tiap pijakan mereka adalah ganjar. Di tempat nun jauh itu, sang penidur dengan manja meminta pada Tuhannya. Beberapa ihwal rindu diangkat, diinginkan untuk dijawab...

Semalam begitu sunyi. Dan masih saja. Beberapa ihwal seperti sedang diturunkan. Aku kembali ditengah waktu, yang merenung mencari beberapa kebenaran-kebenaran dari cinta. Namun Laila telah pergi, dan si Majnun telah kembali semula. Dan aku masih gagal mencari kebenaran dari rindu yang tak sampai...

D’jbr_240522_0728

Komentar

Postingan Populer