Puisi: Sajak Tuhan_Sabda "Semalam Pecah"

Wahai sang pemecah malam.
Semalam adalah sunyi. Ia, 
Yakni jarahan ku pada sebait waktu temu.
Tentang dendang sepasang kasih perihal rindu.
 
Kesendirian menjadi sebuah ancaman. 
Sepotong tanya merambat. 
Menuduh bukan dibilik logika. 
Dan sebaliknya. Tanya menjadi pemangsa.

Tidak kah engkau rindu?
Bukan kah engkau sedang asyik menunggu?
Berharap pada temu untuk beberapa waktu. 
Membalas rindu yang terkungkung dan hampir layu?

Aku gila. 
Mungkin. 
Atau telah terlalu menjiwa. 
Namun semua masih sama sedia kala. 
Aku tetaplah menunggu meski tanpa guna.


(Jbr 080321_2330)

Komentar

Postingan Populer